Menantang Badai…

•March 21, 2012 • 1 Comment

Menantang badai…

Berawal dari pembicaraan meja kopi di akhir februari, kami bertiga yaitu saya, reyhan dan tommy, merencakan untuk pergi lagi, mengisi kekosongan waktu, sembari menikmati keindahan dari sang pencipta. Dan diputuskankah kita akan ke gunung welirang dan gunung arjuna, yang memang lokasinya berdekatan. Gunung welirang berada di kabupaten mojokerto, di daerah tretes tepatnya, sedangkan gunung arjuna berada di daerah lawang, kabupaten malang. Dan akhirnya kita tetapkan pergi tanggal 9, 10 dan 11 maret 2012 dengan rute welirang dulu baru ke arjuna. Oia, saya dan tommy baru pertama kali ke welirang..

Jumat, 9 maret 2012..

Jam 9an pagi, Saya dan reyhan berkumpul di rumah tommy, karena barang-barang si reyhan masih disana, dan ternyata mereka masih packing juga. Tepat jam 10 kita berangkat menggunakan 2 sepeda motor, cuaca cerah, terang benderang dan kami berharap semoga cuaca di tempat tujuan pun sama.. Jam 11an sudah sampai di pos perijinan Tahura R.Soerjo tretes, segera kita mendaftar dengan membayar Rp.5000 per orang. Tretes ini mirip dengan songgoriti yang banyak villa dan juga hotel-hotel ditambah cuaca yang mirip juga, dingin dan segar. Sudah waktunya solat jum’at, saya dan reyhan segera solat di masjid terdekat, sementara tommy menunggu di indomaret. Ada yang lucu saat saya dan tommy sedang menunggu reyhan di indomaret. Kita berdua disapa oleh seorang bapak yang kira-kira berumur 50an, dengan suara yang pelan bapak itu menyapa kita dengan bahasa jawa, si tommy tidak mengerti maksudnya, maka saya balik tanya “wonten nopo pak?” si bapak membalas “le, timbang nganggur ndek kene, iki bapak onok wedok, iso nyewa sak kamar, iso sak omah, onok ci*a sisan kok” dengan sedikit tertawa saya balas “mboten pun pak, niki bade teng welirang, mboten, maturnuwun” dan si bapak pun pergi dan saya tertawa, karena ada si tommy, jadi si bapak menawarkan cewek ci*a, hahahaha… X_x .. Selepas solat jum’at, kita bertiga mencari makan, banyak warung di tretes, jadi ga perlu bingung cari makan.

Jam 1an kita berangkat. Start point berada di belakang pos perijinan, jalanan tanah rata yang kemudian sedikit menaik, cukup untuk sekedar pemanasan tracking kalo kata reyhan. 10 menit yang cukup membuat berkeringat hingga sampai di sebuah warung kecil, cukup untuk menyandarkan bahu dan carrier ini. Jalanan ini terbuat dari semen, semacam pavingan gitu, dan jalan berkelok yang semakin menanjak.. Sampai pada sebuah bangunan berbentuk pos, jalanan berubah, menjadi jalan berbatu, semacam makadam, namun dengan batu yang berukuran besar, sekitar 20×20 cm lah, dan tersusun agak rapi, dengan tumbuh tumbuhan dan hutan di kanan kiri jalan.. Jalan berbatu, berkelok kelok dan semakin lama semakin menanjak dengan cuaca yang semakin gelap..
20120320-182548.jpg

3 jam perjalanan sampai juga di shelter 1, atau disebut kokopan. Para pendaki banyak yang beristirahat disini, ada juga yang nge-camp disini, cukup untuk 2-4 tenda, terdapat sebuah warung / pondok kecil, dan tentunya terdapat mata air yg mengalir deras dengan air yang jernih dan menyegarkan. Kita bertiga beristirahat sejenak disini, memakan camilan, menikmati segarnya mata air…
20120320-181800.jpg

Jam 4.30an kita lanjutkan perjalanan. Tetap melalui jalan berbatu besar, menanjak dan cukup membuat kaki cekot cekot, hehehe… Jam 5.30an, hujan pun turun, agak deras, segera kita pakai mantel. Disela-sela saya dan reyhan memakai mantel, eh si tommy sempat2nya boker di tengah guyuran hujan deras, wkwkwkwk… lanjut perjalanan, menyusuri jalanan berbatu, ditambah guyuran hujan deras cukup membuat jari jari kaki terasa clekit,, dan puncaknya adalah saat jam 6.30an, hujan semakin deras, semakin gelap, sampai pakaian pun ikut basah, mantel sudah tak dapat menahan derasnya air dari langit. Yah, badai menerjang malam itu. Kami menepi di sebuah dataran di pinggir jalan, beristirahat sejenak, mungkin hujan akan reda tapi nampaknya hujan semakin deras, dan akhirnya si bos memutuskan mendirikan tenda di dataran itu, karena pakaian kami juga sudah basah, terlalu berbahaya untuk melanjutkan perjalanan. Cukup berat dan repot mendirikan tenda saat badai datang, butuh waktu lama, karena yang masang hanya reyhan, saya dan tommy memayunginya dengan mantel yang dibentangkan, agar bagian dalam tenda tidak kemasukan air. Selesai mendirikan tenda, kami pun segera berganti baju yang sudah basah kuyup dengan baju cadangan dan segera masuk dalam tenda. Berbalut dinginnya malam saat itu, kami pun tidur dengan pulasnya, hanya sekali kami bangun untuk makan dan minum, menghangatkan badan. Dan badai tetap datang hingga menjelang pagi…

Sabtu, 10 maret 2012

Terbangun jam 3 pagi, badai sudah reda. Di seberang tenda kami ada sekumpulan pendaki dari unesa, mereka juga berteduh di tempat yang sama, hanya saja mereka tidak tidur, hehehe.. Membuat mie dan minuman hangat sembari packing untuk kemudian melanjutkan perjalanan. Jam 4.30 pagi kita berangkat, melanjutkan perjalanan yang tertunda. Badai semalam membuat rencana berantakan, dan membuat hanya kira kira bisa mendaki gunung welirang saja, membatalkan lembah kidang dan sang arjuna…

Suasana pagi ini terang, meskipun mendung, masih ada sedikit cahaya matahari yang menerobos rerimbunan hutan R.Soerjo.. Jalanan berbatu makin terjal dan makin menanjak, tapi itu tak membuat si drembis reyhan mengurangi kecepatan jalannya, gila ini anak memang kuat.. Saya sama tommy hanya berjalan biasa, sudah tidak bisa menambah kecepatan lagi, beratnya carrier yang berisikan pakaian basah membuat tambah berat saja langkah ini…

Jam 8 sudah sampai di shelter 2, atau disebut pondokan, daerah berisi rumah-rumah semi permanen yang terbuat dari batu, terpal, semacam pelepah kering. Rumah-rumah ini adalah milik penambang belerang, disini juga terdapat area untuk menimbang belerang yang baru diambil dari kawah welirang. Cukup luas area ini, bisa mendirikan lebih dari 5 tenda di areal ini, dan di sini juga terdapat mata air, sama jernihnya dengan yang di kokopan. Kearah barat dari pondokan ini, ada lembah yang konon sangat indah, bernama lembah kidang, dinamakan itu karena katanya banyak kidang/kijang yang berkeliaran bebas dengan suasana alam yang indah..
20120320-182934.jpg
20120320-183029.jpg

Cuaca cukup sejuk, sinar mentari kali ini menerobos kuat mengarah ke pondokan, segera kita untuk membuat sarapan, kali ini menu nasi, sarden dan sup makaroni, hehehe.. makan sembari beristirahat dengan suasana sejuk,, aahhhh,, segarnya,, nikmat kehidupan ini.. Bersamaan dengan kami, juga ada 2 pendaki lain dari unesa dan itn yang juga sedang santap pagi, hohooho.. Sementara di area atas, ada sekitar 3 tenda yang berdiri, berisikan kawan-kawan dari surabaya dan makasar..

Jam 9an kita melanjutkan perjalanan, jalanan semakin berat, batu semakin banyak dan semakin menanjak. Suasana tetap mendung, dalam rerimbunan hutan ini.. Tujuan selanjutnya yaitu langsung puncak welirang, tapi sebelum sampai disitu ada sebuah tempat yang indah jika suasana cerah, bernama paliwangan. Jam 11an kita sampai di paliwangan, pohon-pohon kecil dengan bunga merah hijau yang indah, edelweiss kecil, batu-batu besar, sebuah kombinasi yang indah. Lepas itu, ada sebuah alun-alun, sebuah area yg hanya berisi rerumputan kecil, semak belukar, seperti kalimati di semeru, hanya areanya lebih kecil. Dan selangkah kemudian, sudah masuk ke daerah tebing-tebing gunung welirang, sudah hampir sampai ke puncaknya. Jalanan berubah menjadi tanah berpasir, berbatu kecil, kadang ada sedikit serpihan belerang, dan menyempit. Sebelah kanan tebing-tebing berbatu, sementara sebelah kiri adalah jurang-jurang yang berbunga.. Jalannya sudah terbentuk, ini adalah jalan yang sama yang juga digunakan para penambang..
20120320-183315.jpg

Menyusuri jalan hingga sampailah ke tanah yang lebih tinggi, cuaca yang semakin mendung dan angin yang makin berhembus kencang. Kami bertiga berjalan menyusuri jalan ini, hingga sampai angin membawa asap belerang, kami berpendapat mungkin sudah sampai puncak, tapi ternyata,,, salah!! Jalan yang kami tuju adalah kawah penambang belerang, maju lagi sejengkal, bisa masuk ke kawah belerang kita semua.. Asap pekat belerang semakin tebal, dan kami pun mundur cepat, terlalu berbahaya asap ini.. Reyhan sedikit bingung, kok bisa salah? Sementara jalan tadi ya hanya satu ini, tidak melihat percabangan jalan sama sekali. Kami mundur sembari mencari persimpangan, tapi nampaknya akan sangat jauh kalau mundur, seingga kami nekat menerobos jalan di tebing yang curam, mendaki ke tempat yang lebih tinggi hingga akhirnya tiba di dataran yang menurut reyhan ini sudah bagian dari puncak. Angin bertiup kencang sekali, ya, siang itu badai angin dengan membawa asap belerang mengiringi perjalanan kita. Saya dan tommy berlindung dibalik batu dan tumbuh-tumbuhan sembari beristirahat, sementara reyhan meninggalkan kami untuk mencari jalan yang benar untuk menuju puncak welirang. Kabut, asap dan badai angin membuat jarak pandang jadi terbatas. Akhirnya setelah dalam waktu 20 menit, si reyhan pun kembali ke tempat saya, dan berkata sudah menemukan jalan ke puncak. Dan kata reyhan, ternyata banyak pendaki yang tersesat juga di puncak dikarenakan badai ini..
20120320-183444.jpg

Jam tangan saya menunjukkan pukul 13.30,, kita pun sepakat untuk menuju puncak siang ini, carrier kita tinggal di bebatuan di lereng gunung, hanya membawa tas kecil beserta minuman. Berjalan menyusuri batu batu besar, pasir dan juga kabut, asap belerang dan angin kencang.. Meniti perlahan hingga sampai jalan ke puncaknya,,, dan ternyata di puncak sana,,, tidak terlihat apa-apa! Hanya kabut tebal dan badai angin dengan asap belerangnya, kami bertiga mencoba menerobos masuk ke dalam kabut tebal itu,,, dan bwuuhh!! Kami semua pun terbatuk-batuk, pekat sekali badai ini,,, kami pun memutuskan untuk turun. Setelah mengambil carrier, kita mencari tempat yang bisa untuk memasak ataunsekedar beristirahat, kata reyhan, ada gua di puncak welirang ini, maka kami memutuskan ke gua itu. Setelah sampai, menurut saya ini bukan gua, tapi semacam tebing dari gunung ini yang mungkin sudah longsor karena letusannya, hingga membentuk sebuah bangunan mirip gua. Di tempat ini juga ada beberapa pendaki yang beristirahat juga, namun hanya sebentar dan tinggalah kita bertiga disana. Dan ini bagian yang palimg gila. Dengan melihat keadaan saat itu, kami sempat bingung apakah akan turun atau tidak, dengan ransum yang masih banyak dan cuaca yang sangat tidak menentu, sangat riskan untuk turun, karena kabut sudah menutupi jalanan.. Maka tercetuslah ide gila, kita akan nge-camp di gua ini! Ya, kami merndirikan tenda di gua ini, di ketinggian sekitar 3100 meter dari permukaan laut!!! What theee…… X__x
20120320-183816.jpg

Ya, ini pengalaman pertama bagi kami semua. Semoga cukup aman tenda ini, karena tebing tinggi ini melindungi kami dari angin besar. Jam sudah menunjukkan pukul 15.30, kami semua sudah berada di dalam tenda. Cukup terlindung dari badai angin di luar sana, namun hawa dingin tetap tak bisa dihentikan, dingin ini menerobos tenda dan pakaian kami, jujur saja, ini masih sore dan hawa dingin ini sudah seperti jam 7an malam.. Ampuunnn… Dan kami pun mencoba untuk tidur hingga terlelap.. Sleeping bag saya dan tommy basah karena hujan kemarin, so kita tidak memakainya, beda dengan reyhan yang sleeping bagnya masih kering.. Terus terang saja, kami bertiga tidak bisa tidur dengan pulas, hawa dingin ini terlalu dingin untuk dirasakan, setiap terlelap tidur hanya 2 jam saja, kemudian bangun untuk sekedar membuat mie atau minuman hangat untu badan ini. Patokan saja, saya tidur hanya 2 jam-an, tidur jam 4 sore, bangun jam 6an kemudian membuat makan, kemudian jam 8 tidur lagi, bangun jam 10 lalu membuat kopi panas, jam 12 bangun lagi, buat susu panas, kemudian tidur lagi hingga terbangun jam 3an. Jujur saya tidak kuat dinginnyaaaaaaaa…….. Saya bangun dan langsung membuat 2 indomie rebus, kuah panasnya cukup lumayan untuk menghangatkan badan.. Mungkin suhu disana sekitar 4-10 derajat,, bahkan blackmenthol ini sudah tidak kerasa lagi (yang ini karena basah kena badai hujan, hehe)..
20120320-184004.jpg

Minggu, 11 maret 2012

Hingga akhirnya jam 5 pagi kita bangun, cuaca cukup terang, kabut minimal, tetapi hawa dingin tetap berhembus… Brrrrr… Dan kami memutuskan untuk ke puncak lagi, karena memang cukup terang pagi ini. Setelah persiapan, jam 6an kita berangkat ke puncak, tenda dan barang-barang ditinggal di gua, dengan hanya membawa tas kecil dan minuman, berangkat kita ke puncak. Udara dingin sudah tidak terasa, karena kita terus bergerak. Jam 6.30 sampailah kita di puncak, dan ternyata cuaca tetap sama, angin kencang disertai asap belerang, namun sudah tidak ada kabut. dan baru sadar bahwa kemarin kita berjalan di pinggir kaldera welirang, kemarin tidak terlihat karena tertutup kabut tebal x_x , untung sajalah… Kita berjalan terus, menuju puncak yang lebih tinggi, meskipun sedang ada angin kencang tetap kita terobos. Ya memang angin tidak bertiup sekencang kemarin siang, tapi asap pekat belerang masih sama dan diatas ini kabut juga tebal dan kita tetap nekat, dengan berjalan cepat dan berlindung di balik batu-batu besar jika angin bertiup, hehehe.. Hanya sebentar kami di puncak ini, saluran nafas sudah terlalu banyak menghisap asap belerang, sudah cukup membuat batuk batuk dan akhirnya kami mundur perlahan sampai ke sebuah dataran di puncak yang cukup indah dan berfoto-foto disana…
20120320-215814.jpg
20120320-220113.jpg

Sekitar jam setengah 8an kita kembali ke tenda, membuat sarapan dan tentunya menghabiskan ransum, agar carrier ini semakin ringan saat perjalanan turun. Jam 9 kami semua sudah bersiap untuk turun menuju shelter 2 atau pondokan.. Perjalanan turun selalu terasa cepat, entah kenapa, apa mungkin karena sudah puas karena puncak? Atau karena tas ini sudah ringan? Atau karena memang jalanannya turun? Hehe,.. Si reyhan begitu cepat menjelajah jalanan turun nan berbatu ini, saya di tengah-tengah, sementara si tommy jadi kicot di belakang saya, hahaha.. Jam 11 sudah sampai di pondokan, dan langsung menghabiskan ransum lagi, kali ini dengan menu nasi, 2 sarden dan abon, dengan minuman hemaviton jreng ala reyhan dan susu indomilk ala saya, sementara tommy cukup air putih dari mata air, hahaha… jam 12 lanjut turun lagi, sampai shelter 1 atau kokopan jam 2, waow, cepat sekali, dan sekali lagi, beristirahat disni, kebetulan warungnya buka, bisa pesan teh hangat, lumayan lah. Cukup ramai disini, karena memang hari ini banyak yang turun, total mungkin ada sekitar 15an yang turun. Setelah 1 jam istirahat, langsung lanjut turun lagi hingga sampai di warung pertama dekat pos perijinan jam 16.00, dan beristirahat lagi, cukup kemeng betis kaki ini, cekot cekot.. Dan akhirnya jam 17.00 kita sampai di pos perijinan tahura R.Soerjo. Setelah ambil KTP dan sepeda motor, kita mempersiapkan diri untuk pulang kembali ke rumah tommy. Turun tretes dengan cuaca sedikit gerimis, menikmati perjalanan malam tretes-malang, dengan perasaan yang melegakan, meskipun mungkin raga lelah dihantam badai. Jam 19.00an kita sudah sampai di rumah tommy, sudah disiapkan makanan sama mamanya si tommy (makasih tante) , hehehe.. Setelah makan dan bersih-bersih, kami pun kembali ke rumah masing-masing dengan selamat…
20120320-220236.jpg
20120320-220352.jpg
20120320-220417.jpg

Terima kasih Tuhan seru sekalian alam, Tuhan pemilik keindahan alam semesta ini, terima kasih telah Kau ijinkan kami bertiga untuk menikmati keindahan dari penciptaanMu hingga kami dapat kembali lagi dengan selamat.. Terima Kasih Gunung Welirang 3156 meter diatas permukaan laut, terima kasih atas perjalanannya, mata airmu, hujan badaimu, kabut tebalmu, badai anginmu, asap-asap belerangmu, puncak welirang untuk keindahan negeri diatas awan, bermalam diatas ketinggian 3000 mdpl dan segala keindahan hutan R.Soerjo.. Terima kasih juga untuk sahabat saya Reyhan Andika, sayang kau tidak bisa membaca pertanda, hahaha.. Dan untuk adek saya tommy, jangan kicot-kicot lagi ya, packing yang bener, hahaha… Terima Kasih semuanya, semoga alam indah ini tetap terjaga selamanya,, amiinn… 🙂
20120320-220955.jpg

20120320-222604.jpg

Seperempat Abad

•January 31, 2012 • Leave a Comment

Selasa 31 Januari 2012..

Yah, hari ini usiaku kembali berkurang satu, bukan bertambah, nampak aneh ya kedengarannya?! Hehe.. Itu hanya asumsi saya, boleh kok kalo beda asumsi, demokrasi bung..

Memang umur manusia di bumi ini tidak ada yang tahu, hanya tuhan yang maha tahu.. Termasuk masalah kehidupan, semacam sudah ada takdirnya masing-masing, semua telah digoreskan oleh-Nya. Setiap tahun, usia seseorang bertambah, tetapi jatah hidup pun berkurang, seolah telah direnggut oleh kebahagiaan dirinya sendiri. Terkadang beberapa orang pun merayakan pesta yang sangat besar untuk hari jadinya, bergembira satu dengan yang lain. Tidak apa-apa memang, yang penting pikiran kita tetap kembali ke satu hal tadi, berkurangnya masa tinggal di bumi ini, hehe..

25 tahun sudah saya ada di bumi ini. Hidup dengan segala kemudahan yang diberi oleh sang Pencipta, entah melalui perantara apapun itu.. Selama itu pula, saya berusaha untuk mengabdi pada orang tua, agama dan bangsa ini, entah itu sudah terlaksana atau belum, yang pasti, saya akan terus berusaha untuk melakukannya, berusaha untuk menjadi lebih baik, menjadi lebih berguna untuk tuhan, dan segala penciptaannya. Saya berterima kasih kepada tuhan yang telah memberi nafas kehidupan ini, kepada orang tua dan keluarga yang membesarkan saya, kepada sahabat-sahabat terbaik untuk sama-sama berbagi pengalaman hidup… Terima kasih..

Saya, fadhilla rakhmatiar, di sisa umur ini, semoga saya lebih bisa membanggakan dan memberikan kebahagian bagi keluarga, agama dan bangsa ini.. Amiinn.. 🙂

Impian, persahabatan…

•January 30, 2012 • 3 Comments

Impian, persahabatan, 28-31 desember 2011…

Kisah dimulai tanggal 2 desember 2011, jumat malam tepatnya.. saat itu saya masih menemani bapak saya yang kebetulan sedang dirawat di suatu rumah sakit di kota malang. Malam itu sekitar jam 19.00 saya diberitahu oleh beliau bahwa saya lulus ujian Negara, dan perasaan euforia pun langsung membuncah!! Dan sesaat setelah itu, saya langsung menuju kamar koas, tempat dimana sahabat saya, sebut saja Reyhan, berada, dan kuceritakan hal ini, senang bukan main perasaan saya saat itu. Dan disinilah dimulai,, sebuah cerita indah akhir tahun… 🙂

Malam itu, masih di hari yang sama, kita merencanakan perjalanan akhir tahun, impian kita berdua yang masih belum tertuntaskan, sekaligus sebagai refreshing, dan sebenarnya sebagai kado terindah bagi kita berdua,, pendakian tanah tertinggi Pulau Jawa, Puncak Gunung Mahameru…

Dan segera kita berdiskusi menetapkan siapa saja yang ikut, kapan berangkatnya, perbekalan apa saja yang dibawa, hingga akhirnya ditetapkan berangkat tanggal 28 desember dan pulang 31 desember 2011, dengan peserta hanya 3 orang, saya, reyhan dan Amelia (pacar si reyhan)..

Malam tanggal 27 desember, setelah saya sumpah dokter tepatnya, hehe.. kita berkumpul di keiko, bersama teman teman lain, ada si rudy, momon, astrid, memed dan juga dharmo, hanya untuk sekedar pamit, mohon doa, sekaligus temu kangen ngopi-ngopi bareng..

Dan perjalanan dimulai…

Rabu, 28 desember 2011, jam 09.00

Cuaca sedang tidak bersahabat, hujan turun, meskipun tidak deras, ya kuyup juga, menyertai keberangkatan kita bertiga. Berangkat dengan 1 megapro dan 1 skywave, dari kos-kosan si ayu (panggilan Amelia) di daerah merjosari, kita menyusuri jalanan basah menuju pos perijinan TNBTS di tumpang. Sempat bertemu dengan teman kami astrid, momon dan rudi di jalanan tumpang, mereka sedang dalam tugas, hehe..

Jam 10.30 sampai di pos tumpang, mengurus perijinan, istirahat sejenak sembari menunggu siapa tahu hujan kan reda, ternyata hujan tetap turun. Oia, sangat kebetulan, ternyata Bapak yang tugas di pos tumpang masi saudara sama komandan Adriyawan, hehe..

Jam 11.00 kita bertiga meninggalkan pos tumpang, menerobos hujan, melewati perkebunan apel poncokusumo, dan cobaan datang saat akan memasuki ngadas, ban belakang megapro saya bocor! Ampun dah, mana tanjakan pula, untung di depan ada tukang tambal ban, sekalian saya ganti ban dalam. 30 menit nge ban, akhirnya lanjut juga, menuju daerah coban pelangi, menyusuri jalan basah, berliku, tanjakan, turunan, ditemani hujan dan kabut tebal dengan suhu sekitar ±20oC so damn cold..

Jam 14.00 sampai juga di pos ranu pane. Ranu pane yang sekarang suda tidak seindah dulu nampaknya, danau itu nampak tidak terawat, bahkan mirip rawa.  Sepeda motor kita titipkan di pos penitipan dan lanjut beristirahat diwarung, makan siang, teh hangat, black menthol dan LA, fiuhh,, Nampak kelegaan di wajah kami semua. Selepas istirahat, segera kita mendaftarkan perijinan dan segera bersiap tracking, menuju Ranu Kumbolo…

Pemandangan menuju Ranu kumbolo

2 carrier, 1 day pack

Jam 15.00 berangkat menuju ranu kumbolo, berjalan menyusuri jalan setapak, dengan pemandangan hamparan perkebunan warga ranu pane. Hanya sekejap saja, pemandangan sudah berganti hutan, tebing-tebing curam, dan hamparan langit. Jalan setapak berupa paving-an hanya sampai di Pos Peristirahatan 1, setelah pos 1, jalan menjadi tanah setapak dengan diiringi pohon-pohon besar, tanaman liar di kanan jalan dan tebing curam di kiri jalan. Bersamaan dengan kami bertiga, ada serombongan 40an pendaki juga dari Jakarta, nampaknya mereka menggunakan jasa EO. Menuju Ranu Kumbolo melewati 4 pos peristirahatan, lumayan untuk mengistirahatkan pundak dari 2 tas carrier besar ini. Sampai pos 4, sudah disuguhi pemandangan indah khas ranu kumbolo, tak sabar ingin segara sampai, dan jalan pun semakin cepat…

Jam 17.30 sampai juga di dataran pinggir ranu kumbolo, segera mencari pijakan yang pas untuk mendirikan tenda, mana hujan turun pula, asem dah.. tenda pun akhirnya berdiri, dan segera memasukkan barang-barang perbekalan kedalam tenda, kecuali jas hujan dan carrier ditaruh diluar.

Malam yang dingin disertai hujan di ranu kumbolo membuat enggan beranjak dari dalam tenda, hanya pintu tenda kami buka agar sedikit angin yang masuk. indomie rebus, kopi dan rokok pun menemani hangatnya tenda, dan membiarkan kita terlelap, dalam dingin dan sunyinya malam Ranu Kumbolo…

Kamis, 29 Desember 2011…

Udara pagi yang dingin menyeruak ke dalam tenda, membuat kami terbangun. Sebenarnya saya suda bangun dari jam 6 pagi, tapi sleeping bag ini nyaman sekali, hehe.. Cuaca mendung pagi ini, tak tampak cerahnya mentari. Bergegas kami semua untuk berisap diri, sarapan, ambil air ranu kumbolo yang memang jernih (di beberapa titik tertentu). Pagi disini belum terlalu ramai, beberapa pendaki sudah ada yang pulang dan naik ke kalimati. Saatnya kita packing untuk melanjutkan perjalanan menuju kalimati..

Jam 09.00 gerimis turun, mengiup sebentar di “rumah” milik suku tengger, tidak berapa lama sudah berhenti. Yah, memang cuaca semacam galau saat kita berada disana, hehe.. saatnya berangkat, menapaki “tanjakan cinta” namanya, sebuah bukit di belakang ranu kumbolo, hanya sekali ini si tanjakan ini, tapi cukup membuat ngos-ngosan. Lepas itu, langsung menerobos padang rumput ilalang, sabana oro-oro ombo, sayang saat kita lalui, sabana ini belum merekah. Jalanan setapak yang tidak menanjak cukup melegakan, karena setelah itu kita akan masuk ke dalam hutan, hutan cemoro kandang. Disanalah jalanan setapak berubah menjadi berliku, tanjakan atau bahkan naik melewati batang-batang pohon yang tumbang. Di hutan ini lah konon dulu ada yang sering tersesat. Memang ada petunjuk, namun tidak seberapa banyak dan jelas. Tanda pasti keluar dari hutan ini adalah padang edelweiss, namun sayang, edelweiss tidak mekar saat ini. Begitu keluar hutan, disambut dengan gerimis kecil, kabut tebal dan udara dingin. Jalanan setapak berlanjut, menyusuri padang ilalang. Dan sampailah juga di tanah Kalimati…

Kalimati! Bekas daerah aliran lahar

Jam 13.00 sampai kalimati, cuaca mendung dan cukup ramai meski tidak seramai ranu kumbolo. Disinilah biasanya para pendaki akan nge-camp sebelum menuju puncak, meskipun ada lagi tempat camp diatas, tapi medannya cukup berat apalagi dengan membawa carrier. Disini banyak pendaki yang camp sampe 3 hari, karena ingin ke puncak tapi tidak bisa karena cuaca. Bergegas kami mendirikan tenda sebelum cuaca berubah. Reyhan dan ayu pergi mengambil air untuk persediaan, sementara saya berjaga. Sore menjelang bersamaan dengan turunnya hujan. Saatnya makan dan kemudian beristirahat, karena malam nanti akan dimulai perjalanan sesungguhnya…

Jam 23.00 saya bangun, cuaca hujan, dingin, dan memang kita harus bangun jam sebelas malam untuk bersiap pendakian. Saya sudah tidak bisa tidur lagi, sementara Reyhan masi nyenyak. Tepat tengah malam, kami bertiga terbangun. Segera kami mempersiapkan diri dan memasukkan bekal ke tas kecil untuk perjalanan, menuju arcopodo…

Jum’at, 29 Desember 2011…

Jam 01.00 kami bertiga sudah siap berangkat, cuaca hujan memaksa kami memakai mantel. Dan kami berdoa sebelum melakukan perjalanan ini. Dengan berbekal senter, kami menyusuri ilalang, menerobos hujan, mendaki bukit, menuju arcopodo, hutan di kaki gunung, di ketinggian 2900mdpl. Hanya kami bertiga yang mendaki dini hari ini. Gelap, becek, basah, dan dingin..

Jam 03.00 sampai juga di arcopodo, tanda pengenalnya pun tidak terlihat, hanya memoriam saja yang terlihat, ada 2 memoriam disini. Dan cuaca juga masih hujan. Kita memutuskan istirahat karena memang capek dan dingin. Kebetulan ada 2 tenda yang  dibangun dan kita nunut mengiup di samping tenda, karena ada atapnya jadi bisa dibuat ngiup. Entah berapa suhu disana saat itu, yang jelas saya merasa beku, persis apa yang didendangkan grup band Dewa-19 melalui lagunya Mahameru, “dalam beku arcopodo”. Dengan baju rangkap tiga, celana rangkap dua, sarung tangan, kaus kaki, kerpus, slayer, jaket dan mantel, itu semua belum cukup menghangatkan badan, sama juga yang dialami reyhan dan ayu. Hanya camilan camilan yang lumayan menghangatkan perut.

Jam 04.00 cuaca sedikit reda, tapi saya tidak melepas mantel, lumayan untuk menghangatkan. Segera kita bergegas untuk melanjutkan, menuju puncak mahameru. 8 orang didalam 2 tenda juga ikut untuk mendaki. Peralatan mereka lengkap, tidak seperti kita, hehe.. dan perjalanan dimulai, menyusuri bukit dalam hutan arcopodo hingga sampai di kaki lereng berpasir gunung mahameru. Sudah cukup terang cuaca, mantel pun kami lepas. Bersyukur cuaca tenang pagi ini.

Jam 05.00 pendakian lereng berpasir dimulai. Kemiringan lereng mungkin sekitar 45-60 derajat.  Setinggi 700 meter. Menapaki pasir dan batu memang harus berhati-hati. Gegabah sedikit, hmmm,, nyawa taruhannya.. berjalan 10 langkah, berhenti 10 langkah, itu yang kami lakukan, untuk menghemat tenaga. Kami bersyukur cuaca terang, tidak hujan, meskipun angin dan kabut selalu bermunculan. Separuh jalan si ayu sudah tidak kuat, namun semangat kami membakarnya kembali. Saling menunggu jika capek. Saya sendiri sudah capek, namun impian saya, tidak akan pernah berhenti di tengah perjalanan ini, sekarang, atau tidak sama sekali. Dan Reyhan, saya akui fisiknya memang kuat untuk hal seperti ini, dia berada 20 langkah di depan ayu dan saya. Saya di belakang sendiri, untuk menjaga si ayu. Bahkan 8 orang yang berangkat bersama sudah sampai puncak dan turun kembali, kami belum mencapai piuncaknya, dorongan semangat pun dilontarkan dari 8 pendaki itu. Setapak demi setapak, dan akhirnya..

Jam 08.30 PUNCAK!! Yeah!! Alhamdulillah, kami bertiga mencapai tanah tertinggi pulau jawa, Puncak Mahameru, 3676mdpl. Si Reyhan berteriak lantang dengan membentangkan tangannya, begitu juga Ayu yang meloncat kegirangan meskipun capek sekali, dan saya, seperti biasa, Sujud Syukur pada Tuhan yang telah memberikan kesempatan pada saya untuk menikmati keindahan penciptaannya. Kemudian saya dan reyhan pun berpelukan. Memori ini jelas sekali, tidak akan hilang dari jaras-jaras saya. Angin bertiup kencang di puncak ini, sinar mentari pun tidak tampak, tetapi langit cukup terang. Ada memoriam Soe Hok Gie disana, beserta kawannya si Idhan Lubis. Dan ada seonggok kayu yang terikat sangsaka Merah Putih di ujungnya, ya disinilah puncak itu. Dan disini pula ku kibarkan, ku bentangkan panji kebanggaan 2005, bersama sahabat terbaikku..

Done!!

Untuk Sahabat 2005!!!

Jam 09.00 kita turun, tidak terlalu lama di puncak, karena saat siang hari zat-zat beracun akuan muncul. Menuruni lereng berpasir seperti bermain perosotan, hehe.. sungguh cepat untuk turun, tapi harus tetap berhati-hati. Dan sungguh menakjubkan pemandangan kaki gunung ini, cuaca yang cerah, terang pun mendukungnya. Sampai dibawah kita di sambut, diberi selamat oleh beberapa pendaki yang ingin naik tapi tidak jadi naik karena masalah waktu. Sungguh senang hati ini mendapat pujian, selamat dari para pendaki lain.

Jam 10.30 kita sudah sampai di arcopodo, beristirahat sebentar, memakan camilan lagi, Mengobrol dengan para pendaki lain, melepas capek yang seperti tidak terasa lagi karena sudah sebanding dengan apa yang didapat. Dan bergegas kita turun ke kalimati, menuju tenda, untuk menyandarkan punggung ini dan juga makan siang.

Jam 12.00 sampai kalimati, cuaca panas! Lumayan untuk menjemur carrier, jas hujan ataupun celana yang sedikit basah. Segera kami masak untuk makan siang, kemudian tidur sebentar dan melanjutkan turun ke ranu kumbolo. Tak lupa juga kuucapkan “selamat ulang tahun Han, semoga ini menjadi kado terindahmu” .. yah, 29 desember ulang tahun si reyhan, sekali lagi, happy birthday boy! 🙂

Jam 14.00 kita berkemas untuk segera menuju ranu kumbolo. Entah mengapa, setiap perjalanan turun itu selalu lebih cepat. Apa karena beban di pundak sudah berkurang? Hehe,, perjalanan turun selalu bertemu dengan banyak pendaki yang naik menuju kalimati atau arcopodo, mereka ingin ke puncak, karena beberapa pendaki mendengar sudah ada 11 orang yang berhasil puncak tadi malam. Mencoba keberuntungan tepatnya..

Sahabat terbaik,, 🙂

McD di Ranukumbolo??!! haha

Jam 17.00 sudah mau sampai ranu kumbolo, dan pemandangan menakjubkan di oro-oro ombo! Bunga-bunga berwarna kuning cerah bertaburan, indah dan tampak segar, seolah menyambut kedatangan kami. Dan pemandangan di pinggir ranu pun tidak kalah menakjubkan, sudah seperti pemukiman! Ada mungkin ya 80an tenda! Ramai seperti pasar! Dan segera saja kami mencari tempat untuk mendirikan tenda, karena akan kedatangan junior kami yang ingin berlibur. Dan benar saja, baru dirasani, si junior sudah datang, dia bernama Tommy, junior saya dan reyhan di kedokteran, angkatan 08, dia ini mengaku Jawa, padahal cina, jadilah dia CinaJawa, hahaha.. dan tommy pun membawakan kado untuk si reyhan, mungkin ini pertama kali terjadi disini, membawa 2 box McDonald!! Berisi 4 potong ayam, hahaha.. mantap!! Segera kami menyantapnya, sambil menikmati malam cerah, langit indah penuh bintang, dalam dingin ranu kumbolo…

Sabtu, 30 Desember 2011…

Ini hari terakhir kami berempat disini. Menikmati pagi indah ranu kumbolo, memang tidak tampak sunrise karena mentari tertutup bukit, tapi secercah sinarnya menyeruak diantara rimbunan pohon pohon, memberikan indahnya di atas air ranu kumbolo. Senyum sumringah selalu terpancar dari wajah kami, bangga, iya, rasa ini sungguh tak dapat ku ungkapkan, tak ada rasa capek di pundak karena carrier, yang ada hanya kebahagian. Kami pun pulang dengan iringan hujan, mulai dari ranu pane sampai ke tumpang. disini kami berpisah, reyhan dan ayu pulang ke arah turen, saya dan tommy ke arah malang. Malam tahun baru kami lalui di jalanan, hingga sampai ke rumah masing-masing untuk beristirahat, kembali berkumpul dengan keluarga, membagi kebahagiaan.. and.. happy new year 2012..

Thanks God… 🙂

Terima kasih Tuhan semesta alam, sang pencipta keindahan, penciptaannya yang membahagiakan. Terima kasih telah memberikan kesempatan kepada Ifadh, Reyhan dan Ayu, untuk menikmati penciptaanmu. Terima kasih telah memberikan kado terindah bagi kami… Mahameru, Puncak abadi para Dewa.. 🙂

Prakata… :))

•January 11, 2012 • 2 Comments

Halo semua..

Ini postingan pertama saya di blog yg baru, hueheuheu..
Posting pertama, hanya saya isi sebagai pengenalan saja, sebuah prakata..

Kenapa prakata? Ya karena ini semua hanya awal atau permulaan..

Saya bukan orang yang pandai menulis, tulisan saya juga gak bagus-bagus amat seperti teman2 saya lainnya yang punya blog. Sistim limbic saya butuh waktu untuk mengakomodir segala yang tertuang dari mata hingga hati. Yang kemudian akan diungkapkan ke dalam sebuah tulisan..

Saya membuat blog, bukan saja karena ikut-ikutan mode. Saya membuat ini untuk jangka panjang. Untuk sebuah aklimatisasi diri, sebuah pengalaman hidup. Yang saya harap nantinya bisa dinikmati semua orang.

Pengalaman yang indah atau menarik sebaiknya memang di abadikan dan di bagi. Apalagi kalo dapat bermanfaat bagi yang lain. Tidak sedikit pengalaman saya yang terbuang percuma, hanya diabadikan dengan memutar kembali jaras jaras otak.

Dan di tahun ini, saatnya berubah, move on kalo orang bilang. Bagi saya, ini saatnya untuk berpikir kedepan, jangka panjang, bukan hanya resolusi yg berlaku setahun, mau hidup apa hanya punya impian setahun? Berapa persen orang yg berhasil melaksanakan resolusi hanya setahun? Ya, impian, usaha, keyakinan, jangan dibatasi hanya setahun, dan tanpa mengesampingkan jangka pendek, kamu tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi dalam setahun kehidupanmu.

Boleh membantah, boleh juga tidak, ini hanya blog, hanya tulisan saya, yang bisa lebih baik atau lebih jelek dari yang lain, jadi anda boleh mencaci, boleh memuji, saya rasa bebas disini, hehe.. Dan ini lah saya.. Saya akan memulai menulis, tentang apa yang saya lihat, dengar dan rasakan.. terima kasih :))

The_General

20120111-172944.jpg