Menantang badai…
Berawal dari pembicaraan meja kopi di akhir februari, kami bertiga yaitu saya, reyhan dan tommy, merencakan untuk pergi lagi, mengisi kekosongan waktu, sembari menikmati keindahan dari sang pencipta. Dan diputuskankah kita akan ke gunung welirang dan gunung arjuna, yang memang lokasinya berdekatan. Gunung welirang berada di kabupaten mojokerto, di daerah tretes tepatnya, sedangkan gunung arjuna berada di daerah lawang, kabupaten malang. Dan akhirnya kita tetapkan pergi tanggal 9, 10 dan 11 maret 2012 dengan rute welirang dulu baru ke arjuna. Oia, saya dan tommy baru pertama kali ke welirang..
Jumat, 9 maret 2012..
Jam 9an pagi, Saya dan reyhan berkumpul di rumah tommy, karena barang-barang si reyhan masih disana, dan ternyata mereka masih packing juga. Tepat jam 10 kita berangkat menggunakan 2 sepeda motor, cuaca cerah, terang benderang dan kami berharap semoga cuaca di tempat tujuan pun sama.. Jam 11an sudah sampai di pos perijinan Tahura R.Soerjo tretes, segera kita mendaftar dengan membayar Rp.5000 per orang. Tretes ini mirip dengan songgoriti yang banyak villa dan juga hotel-hotel ditambah cuaca yang mirip juga, dingin dan segar. Sudah waktunya solat jum’at, saya dan reyhan segera solat di masjid terdekat, sementara tommy menunggu di indomaret. Ada yang lucu saat saya dan tommy sedang menunggu reyhan di indomaret. Kita berdua disapa oleh seorang bapak yang kira-kira berumur 50an, dengan suara yang pelan bapak itu menyapa kita dengan bahasa jawa, si tommy tidak mengerti maksudnya, maka saya balik tanya “wonten nopo pak?” si bapak membalas “le, timbang nganggur ndek kene, iki bapak onok wedok, iso nyewa sak kamar, iso sak omah, onok ci*a sisan kok” dengan sedikit tertawa saya balas “mboten pun pak, niki bade teng welirang, mboten, maturnuwun” dan si bapak pun pergi dan saya tertawa, karena ada si tommy, jadi si bapak menawarkan cewek ci*a, hahahaha… X_x .. Selepas solat jum’at, kita bertiga mencari makan, banyak warung di tretes, jadi ga perlu bingung cari makan.
Jam 1an kita berangkat. Start point berada di belakang pos perijinan, jalanan tanah rata yang kemudian sedikit menaik, cukup untuk sekedar pemanasan tracking kalo kata reyhan. 10 menit yang cukup membuat berkeringat hingga sampai di sebuah warung kecil, cukup untuk menyandarkan bahu dan carrier ini. Jalanan ini terbuat dari semen, semacam pavingan gitu, dan jalan berkelok yang semakin menanjak.. Sampai pada sebuah bangunan berbentuk pos, jalanan berubah, menjadi jalan berbatu, semacam makadam, namun dengan batu yang berukuran besar, sekitar 20×20 cm lah, dan tersusun agak rapi, dengan tumbuh tumbuhan dan hutan di kanan kiri jalan.. Jalan berbatu, berkelok kelok dan semakin lama semakin menanjak dengan cuaca yang semakin gelap..
3 jam perjalanan sampai juga di shelter 1, atau disebut kokopan. Para pendaki banyak yang beristirahat disini, ada juga yang nge-camp disini, cukup untuk 2-4 tenda, terdapat sebuah warung / pondok kecil, dan tentunya terdapat mata air yg mengalir deras dengan air yang jernih dan menyegarkan. Kita bertiga beristirahat sejenak disini, memakan camilan, menikmati segarnya mata air…
Jam 4.30an kita lanjutkan perjalanan. Tetap melalui jalan berbatu besar, menanjak dan cukup membuat kaki cekot cekot, hehehe… Jam 5.30an, hujan pun turun, agak deras, segera kita pakai mantel. Disela-sela saya dan reyhan memakai mantel, eh si tommy sempat2nya boker di tengah guyuran hujan deras, wkwkwkwk… lanjut perjalanan, menyusuri jalanan berbatu, ditambah guyuran hujan deras cukup membuat jari jari kaki terasa clekit,, dan puncaknya adalah saat jam 6.30an, hujan semakin deras, semakin gelap, sampai pakaian pun ikut basah, mantel sudah tak dapat menahan derasnya air dari langit. Yah, badai menerjang malam itu. Kami menepi di sebuah dataran di pinggir jalan, beristirahat sejenak, mungkin hujan akan reda tapi nampaknya hujan semakin deras, dan akhirnya si bos memutuskan mendirikan tenda di dataran itu, karena pakaian kami juga sudah basah, terlalu berbahaya untuk melanjutkan perjalanan. Cukup berat dan repot mendirikan tenda saat badai datang, butuh waktu lama, karena yang masang hanya reyhan, saya dan tommy memayunginya dengan mantel yang dibentangkan, agar bagian dalam tenda tidak kemasukan air. Selesai mendirikan tenda, kami pun segera berganti baju yang sudah basah kuyup dengan baju cadangan dan segera masuk dalam tenda. Berbalut dinginnya malam saat itu, kami pun tidur dengan pulasnya, hanya sekali kami bangun untuk makan dan minum, menghangatkan badan. Dan badai tetap datang hingga menjelang pagi…
Sabtu, 10 maret 2012
Terbangun jam 3 pagi, badai sudah reda. Di seberang tenda kami ada sekumpulan pendaki dari unesa, mereka juga berteduh di tempat yang sama, hanya saja mereka tidak tidur, hehehe.. Membuat mie dan minuman hangat sembari packing untuk kemudian melanjutkan perjalanan. Jam 4.30 pagi kita berangkat, melanjutkan perjalanan yang tertunda. Badai semalam membuat rencana berantakan, dan membuat hanya kira kira bisa mendaki gunung welirang saja, membatalkan lembah kidang dan sang arjuna…
Suasana pagi ini terang, meskipun mendung, masih ada sedikit cahaya matahari yang menerobos rerimbunan hutan R.Soerjo.. Jalanan berbatu makin terjal dan makin menanjak, tapi itu tak membuat si drembis reyhan mengurangi kecepatan jalannya, gila ini anak memang kuat.. Saya sama tommy hanya berjalan biasa, sudah tidak bisa menambah kecepatan lagi, beratnya carrier yang berisikan pakaian basah membuat tambah berat saja langkah ini…
Jam 8 sudah sampai di shelter 2, atau disebut pondokan, daerah berisi rumah-rumah semi permanen yang terbuat dari batu, terpal, semacam pelepah kering. Rumah-rumah ini adalah milik penambang belerang, disini juga terdapat area untuk menimbang belerang yang baru diambil dari kawah welirang. Cukup luas area ini, bisa mendirikan lebih dari 5 tenda di areal ini, dan di sini juga terdapat mata air, sama jernihnya dengan yang di kokopan. Kearah barat dari pondokan ini, ada lembah yang konon sangat indah, bernama lembah kidang, dinamakan itu karena katanya banyak kidang/kijang yang berkeliaran bebas dengan suasana alam yang indah..
Cuaca cukup sejuk, sinar mentari kali ini menerobos kuat mengarah ke pondokan, segera kita untuk membuat sarapan, kali ini menu nasi, sarden dan sup makaroni, hehehe.. makan sembari beristirahat dengan suasana sejuk,, aahhhh,, segarnya,, nikmat kehidupan ini.. Bersamaan dengan kami, juga ada 2 pendaki lain dari unesa dan itn yang juga sedang santap pagi, hohooho.. Sementara di area atas, ada sekitar 3 tenda yang berdiri, berisikan kawan-kawan dari surabaya dan makasar..
Jam 9an kita melanjutkan perjalanan, jalanan semakin berat, batu semakin banyak dan semakin menanjak. Suasana tetap mendung, dalam rerimbunan hutan ini.. Tujuan selanjutnya yaitu langsung puncak welirang, tapi sebelum sampai disitu ada sebuah tempat yang indah jika suasana cerah, bernama paliwangan. Jam 11an kita sampai di paliwangan, pohon-pohon kecil dengan bunga merah hijau yang indah, edelweiss kecil, batu-batu besar, sebuah kombinasi yang indah. Lepas itu, ada sebuah alun-alun, sebuah area yg hanya berisi rerumputan kecil, semak belukar, seperti kalimati di semeru, hanya areanya lebih kecil. Dan selangkah kemudian, sudah masuk ke daerah tebing-tebing gunung welirang, sudah hampir sampai ke puncaknya. Jalanan berubah menjadi tanah berpasir, berbatu kecil, kadang ada sedikit serpihan belerang, dan menyempit. Sebelah kanan tebing-tebing berbatu, sementara sebelah kiri adalah jurang-jurang yang berbunga.. Jalannya sudah terbentuk, ini adalah jalan yang sama yang juga digunakan para penambang..
Menyusuri jalan hingga sampailah ke tanah yang lebih tinggi, cuaca yang semakin mendung dan angin yang makin berhembus kencang. Kami bertiga berjalan menyusuri jalan ini, hingga sampai angin membawa asap belerang, kami berpendapat mungkin sudah sampai puncak, tapi ternyata,,, salah!! Jalan yang kami tuju adalah kawah penambang belerang, maju lagi sejengkal, bisa masuk ke kawah belerang kita semua.. Asap pekat belerang semakin tebal, dan kami pun mundur cepat, terlalu berbahaya asap ini.. Reyhan sedikit bingung, kok bisa salah? Sementara jalan tadi ya hanya satu ini, tidak melihat percabangan jalan sama sekali. Kami mundur sembari mencari persimpangan, tapi nampaknya akan sangat jauh kalau mundur, seingga kami nekat menerobos jalan di tebing yang curam, mendaki ke tempat yang lebih tinggi hingga akhirnya tiba di dataran yang menurut reyhan ini sudah bagian dari puncak. Angin bertiup kencang sekali, ya, siang itu badai angin dengan membawa asap belerang mengiringi perjalanan kita. Saya dan tommy berlindung dibalik batu dan tumbuh-tumbuhan sembari beristirahat, sementara reyhan meninggalkan kami untuk mencari jalan yang benar untuk menuju puncak welirang. Kabut, asap dan badai angin membuat jarak pandang jadi terbatas. Akhirnya setelah dalam waktu 20 menit, si reyhan pun kembali ke tempat saya, dan berkata sudah menemukan jalan ke puncak. Dan kata reyhan, ternyata banyak pendaki yang tersesat juga di puncak dikarenakan badai ini..
Jam tangan saya menunjukkan pukul 13.30,, kita pun sepakat untuk menuju puncak siang ini, carrier kita tinggal di bebatuan di lereng gunung, hanya membawa tas kecil beserta minuman. Berjalan menyusuri batu batu besar, pasir dan juga kabut, asap belerang dan angin kencang.. Meniti perlahan hingga sampai jalan ke puncaknya,,, dan ternyata di puncak sana,,, tidak terlihat apa-apa! Hanya kabut tebal dan badai angin dengan asap belerangnya, kami bertiga mencoba menerobos masuk ke dalam kabut tebal itu,,, dan bwuuhh!! Kami semua pun terbatuk-batuk, pekat sekali badai ini,,, kami pun memutuskan untuk turun. Setelah mengambil carrier, kita mencari tempat yang bisa untuk memasak ataunsekedar beristirahat, kata reyhan, ada gua di puncak welirang ini, maka kami memutuskan ke gua itu. Setelah sampai, menurut saya ini bukan gua, tapi semacam tebing dari gunung ini yang mungkin sudah longsor karena letusannya, hingga membentuk sebuah bangunan mirip gua. Di tempat ini juga ada beberapa pendaki yang beristirahat juga, namun hanya sebentar dan tinggalah kita bertiga disana. Dan ini bagian yang palimg gila. Dengan melihat keadaan saat itu, kami sempat bingung apakah akan turun atau tidak, dengan ransum yang masih banyak dan cuaca yang sangat tidak menentu, sangat riskan untuk turun, karena kabut sudah menutupi jalanan.. Maka tercetuslah ide gila, kita akan nge-camp di gua ini! Ya, kami merndirikan tenda di gua ini, di ketinggian sekitar 3100 meter dari permukaan laut!!! What theee…… X__x
Ya, ini pengalaman pertama bagi kami semua. Semoga cukup aman tenda ini, karena tebing tinggi ini melindungi kami dari angin besar. Jam sudah menunjukkan pukul 15.30, kami semua sudah berada di dalam tenda. Cukup terlindung dari badai angin di luar sana, namun hawa dingin tetap tak bisa dihentikan, dingin ini menerobos tenda dan pakaian kami, jujur saja, ini masih sore dan hawa dingin ini sudah seperti jam 7an malam.. Ampuunnn… Dan kami pun mencoba untuk tidur hingga terlelap.. Sleeping bag saya dan tommy basah karena hujan kemarin, so kita tidak memakainya, beda dengan reyhan yang sleeping bagnya masih kering.. Terus terang saja, kami bertiga tidak bisa tidur dengan pulas, hawa dingin ini terlalu dingin untuk dirasakan, setiap terlelap tidur hanya 2 jam saja, kemudian bangun untuk sekedar membuat mie atau minuman hangat untu badan ini. Patokan saja, saya tidur hanya 2 jam-an, tidur jam 4 sore, bangun jam 6an kemudian membuat makan, kemudian jam 8 tidur lagi, bangun jam 10 lalu membuat kopi panas, jam 12 bangun lagi, buat susu panas, kemudian tidur lagi hingga terbangun jam 3an. Jujur saya tidak kuat dinginnyaaaaaaaa…….. Saya bangun dan langsung membuat 2 indomie rebus, kuah panasnya cukup lumayan untuk menghangatkan badan.. Mungkin suhu disana sekitar 4-10 derajat,, bahkan blackmenthol ini sudah tidak kerasa lagi (yang ini karena basah kena badai hujan, hehe)..
Minggu, 11 maret 2012
Hingga akhirnya jam 5 pagi kita bangun, cuaca cukup terang, kabut minimal, tetapi hawa dingin tetap berhembus… Brrrrr… Dan kami memutuskan untuk ke puncak lagi, karena memang cukup terang pagi ini. Setelah persiapan, jam 6an kita berangkat ke puncak, tenda dan barang-barang ditinggal di gua, dengan hanya membawa tas kecil dan minuman, berangkat kita ke puncak. Udara dingin sudah tidak terasa, karena kita terus bergerak. Jam 6.30 sampailah kita di puncak, dan ternyata cuaca tetap sama, angin kencang disertai asap belerang, namun sudah tidak ada kabut. dan baru sadar bahwa kemarin kita berjalan di pinggir kaldera welirang, kemarin tidak terlihat karena tertutup kabut tebal x_x , untung sajalah… Kita berjalan terus, menuju puncak yang lebih tinggi, meskipun sedang ada angin kencang tetap kita terobos. Ya memang angin tidak bertiup sekencang kemarin siang, tapi asap pekat belerang masih sama dan diatas ini kabut juga tebal dan kita tetap nekat, dengan berjalan cepat dan berlindung di balik batu-batu besar jika angin bertiup, hehehe.. Hanya sebentar kami di puncak ini, saluran nafas sudah terlalu banyak menghisap asap belerang, sudah cukup membuat batuk batuk dan akhirnya kami mundur perlahan sampai ke sebuah dataran di puncak yang cukup indah dan berfoto-foto disana…
Sekitar jam setengah 8an kita kembali ke tenda, membuat sarapan dan tentunya menghabiskan ransum, agar carrier ini semakin ringan saat perjalanan turun. Jam 9 kami semua sudah bersiap untuk turun menuju shelter 2 atau pondokan.. Perjalanan turun selalu terasa cepat, entah kenapa, apa mungkin karena sudah puas karena puncak? Atau karena tas ini sudah ringan? Atau karena memang jalanannya turun? Hehe,.. Si reyhan begitu cepat menjelajah jalanan turun nan berbatu ini, saya di tengah-tengah, sementara si tommy jadi kicot di belakang saya, hahaha.. Jam 11 sudah sampai di pondokan, dan langsung menghabiskan ransum lagi, kali ini dengan menu nasi, 2 sarden dan abon, dengan minuman hemaviton jreng ala reyhan dan susu indomilk ala saya, sementara tommy cukup air putih dari mata air, hahaha… jam 12 lanjut turun lagi, sampai shelter 1 atau kokopan jam 2, waow, cepat sekali, dan sekali lagi, beristirahat disni, kebetulan warungnya buka, bisa pesan teh hangat, lumayan lah. Cukup ramai disini, karena memang hari ini banyak yang turun, total mungkin ada sekitar 15an yang turun. Setelah 1 jam istirahat, langsung lanjut turun lagi hingga sampai di warung pertama dekat pos perijinan jam 16.00, dan beristirahat lagi, cukup kemeng betis kaki ini, cekot cekot.. Dan akhirnya jam 17.00 kita sampai di pos perijinan tahura R.Soerjo. Setelah ambil KTP dan sepeda motor, kita mempersiapkan diri untuk pulang kembali ke rumah tommy. Turun tretes dengan cuaca sedikit gerimis, menikmati perjalanan malam tretes-malang, dengan perasaan yang melegakan, meskipun mungkin raga lelah dihantam badai. Jam 19.00an kita sudah sampai di rumah tommy, sudah disiapkan makanan sama mamanya si tommy (makasih tante) , hehehe.. Setelah makan dan bersih-bersih, kami pun kembali ke rumah masing-masing dengan selamat…
Terima kasih Tuhan seru sekalian alam, Tuhan pemilik keindahan alam semesta ini, terima kasih telah Kau ijinkan kami bertiga untuk menikmati keindahan dari penciptaanMu hingga kami dapat kembali lagi dengan selamat.. Terima Kasih Gunung Welirang 3156 meter diatas permukaan laut, terima kasih atas perjalanannya, mata airmu, hujan badaimu, kabut tebalmu, badai anginmu, asap-asap belerangmu, puncak welirang untuk keindahan negeri diatas awan, bermalam diatas ketinggian 3000 mdpl dan segala keindahan hutan R.Soerjo.. Terima kasih juga untuk sahabat saya Reyhan Andika, sayang kau tidak bisa membaca pertanda, hahaha.. Dan untuk adek saya tommy, jangan kicot-kicot lagi ya, packing yang bener, hahaha… Terima Kasih semuanya, semoga alam indah ini tetap terjaga selamanya,, amiinn… 🙂